Thursday, December 5, 2013

Kimia SMA

Berikut adalah beberapa e-book dari bse (buku sekolah elektonik) yang berisi materi kimia 123 SMA yang bisa Anda download secara gratis dari sini. Tersedia materi kimia untuk kelas X, XI, dan XII dari beberapa pengarang. Silahkan klik link berikut untuk memilih materi yang Anda inginkan.
Materi kimia kelas X
Materi kimia kelas XI
Materi kimia kelas XII
Demikian, semoga bermanfaat. Selamat belajar..!
Kimia123SMA* : materi kimia kelas 10, materi kimia kelas 11, materi kimia kelas 12

Fisika SMA

SMA Kelas X, Kelas XI, Kelas XII
  1. Rumus Fisika SMA | Download
  2. Modul Fisika SMA | Download  
  3. Buku Fisika SMA | Download
  4. Buku Fisika SMK | Download
  5. Soal dan Pembahasan Fisika SMA (Marthen Kanginan) | Download
  6. Soal dan Pembahasan Fisika SMA (Mikrajuddin Abdullah) | Download
  7. Soal dan Pembahasan Fisika SMA Kelas X (Ganeca) | Download
  8. Soal UN Fisika SMA | Download
  9. Soal Latihan Fisika SMA | Download
  10. Latihan Soal Fisika SMA Online  | Try Out

Tuesday, November 19, 2013

About Nail

Kuku adalah salah satu bagian tubuh yang cukup unik. Tapi banyak di antara Anda yang kurang memperhatikan kondisi kuku. Berikut fakta menarik soal kuku yang bisa menambah pengetahuan Anda mengenai kuku dilansir magforwomen.

1. Pertumbuhan kuku di jari tangan lebih cepat 3-4 kali dibanding kuku jari kaki. Maka dari itu Anda lebih sering memotong kuku di tangan daripada kuku di kaki Anda.

2. Kuku di jari kaku memiliki ketebalan dua kali lipat daripada kuku tangan. Karena itu Anda merasa lebih sulit untuk memotong kuku kaki.

3. Rata-rata dalam sebulan, kuku bisa tumbuh 1/10 inchi dan kuku di jari tengah yang tumbuh paling cepat.

4. Di antara semua kuku pada jari, kuku ibu jari yang tumbuhnya paling lambat.

5. Jika Anda memotong kuku secara teratur, mereka akan tumbuh lebih cepat.

6. Kuku tumbuh lebih cepat di iklim hangat daripada dingin. Karena itu Anda akan lebih sering memotong kuku saat musim panas.

7. Kuku lebih cepat tumbuh di siang hari daripada malam hari.

8. Komponen utama kuku sama seperti rambut yakni sejenis protein yang disebut keratin.

9. Saat masih muda kuku Anda tumbuh lebih cepat daripada di usia tua.

10. Kuku tumbuh lebih cepat di sisi yang dominan. Misalnya, jika Anda kidal, maka kuku pada tangan kiri Anda akan tumbuh lebih cepat daripada yang ada di sebelah kanan.

11. Anda bisa merangsang pertumbuhan kuku dengan memijatnya seperti menekan secara ringan di atas meja atau mengetik di keyboard komputer.

12. Kuku dapat memberitahu kesehatan Anda secara keseluruhan. Misalnya, jika Anda memiliki bintik-bintik putih pada kuku Anda, maka bisa jadi tanda kekurangan kalsium dalam tubuh.

13. Jika kuku Anda rapuh, tingkatkan asupan air agar mereka menjadi kuat.

14. Dalam banyak budaya, nasib buruk dapat menimpa Anda jika memotong kuku di malam hari.

15. Berlawanan dengan kepercayaan populer, rambut dan kuku tidak terus tumbuh setelah Anda mati. Karena tubuh mengalami dehidrasi setelah kematian, seolah-olah muncul kuku dan rambut yang tumbuh.

Fakta Nyamuk

Fakta Tentang Nyamuk Yang Belum Diketahui Banyak Orang

Fakta Tentang Nyamuk Yang Belum Diketahui Banyak Orang | Un1x Project | Nyamuk merupakan musuh besar manusia dari zaman dulu hingga kini dan Zaman yang akan datang..Sampe sekarang munsypedia mikir, apa untungnya dicipakan makhluk ini..? tapi gak nemu juga jawabannya,..
Mungkin nayamuk diciptakan agar obat nyamuk laku,.atau mungkin sebagai makanan cicak,.kalo gak ada nyamuk ntar cicak kelaparan,....wah ane jadi makin ngelantur ne,...Langsung aja Berikut adalah Fakta Tentang Nyamuk Yang Belum Diketahui Banyak Orang...

fakta unik tentang nyamuk - munsypedia.blogspot.com

Semoga bisa membuat kamu lebih pintar atau paling gak keliatan pintar di antara teman-teman kamu...

Sumber : http://munsypedia.blogspot.com/2013/06/fakta-tentang-nyamuk-yang-belum.html#ixzz2l8SDrlaq

BAB 1 KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

 

KINEMATIKA adalah Ilmu gerak yang membicarakan gerak suatu benda tanpa memandang gaya yang bekerja pada benda tersebut (massa benda diabaikan). Jadi jarak yang ditempuh benda selama geraknya hanya ditentukan oleh kecepatan v dan atau percepatan a.

GLB
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kocepatan v tetap (percepatan a = 0), sehingga jarakyang ditempuh S hanya ditentukan oleh kecepatan yang tetap dalam waktu tertentu.
Pada umumaya GLB didasari oleh Hukum Newton I ( S F = 0 ).
S = X = v . t ;
a = Dv/Dt = dv/dt = 0
v = DS/Dt = ds/dt = tetap
Tanda D (selisih) menyatakan nilai rata-rata.
Tanda d (diferensial) menyatakan nilai sesaat.
GLBB
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -).
Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton II ( S F = m . a ).
vt = v0 + a.t
vt2 = v02 + 2 a S
S = v0 t + 1/2 a t2
vt = kecepatan sesaat benda
v0 = kecepatan awal benda
S = jarak yang ditempuh benda
f(t) = fungsi dari waktu t
v = ds/dt = f (t)
a = dv/dt = tetap
Syarat : Jika dua benda bergerak dan saling bertemu maka jarak yang ditempuh kedua benda adalah sama.
GRAFIK GLB-GLBB
Grafik gerak benda (GLB dan GLBB) pada umumnya terbagi dua, yaitu S-t dan grafik v-t.
Pemahaman grafik ini penting untuk memudahkan penyelesaian soal.
Khusus untuk grafik v-t maka jarak yang ditempuh benda dapat dihitung dengan cara menghitung luas dibawah kurva grafik tersebut.
GERAK JATUH BEBAS:
y = h = 1/2 gt2

t = Ö(2 h/g)

yt = g t =
Ö(2 g h)
adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari ketinggian h tertentu tanpa kecepatan awal (v0 = 0), jadi gerak benda hanya dipengaruhi oleh gravitasi bumi g.
g = percepatan gravitasi bumi.
y = h = lintasan yang ditempuh benda pada arah vertikal,(diukur dari posisi benda mula-mula).
t = waktu yang dibutuhkan benda untuk menempuh lintasannya.
GERAK VERTIKAL KE ATAS:
adalah gerak benda yang dilempar dengan suatu kecepatan awal v0 pada arah vertikal, sehingga a = -g (melawan arah gravitasi).
syarat suatu benda mencapai tinggi maksimum (h maks): Vt = 0
Dalam penyelesaian soal gerak vertikal keatas, lebih mudah diselesaikan dengan menganggap posisi di tanah adalah untuk Y = 0.
Contoh:
1. Sebuah partikel bergerak sepanjang sumbu-X dengan persamaan lintasannya: X = 5t2 + 1, dengan X dalam meter dan t dalam detik. Tentukan:
a. Kecepatan rata-rata antara t = 2 detik dan t = 3 detik.
b. Kecepatan pada saat t = 2 detik.
c. Jarak yang ditempah dalam 10 detik.
d. Percepatan rata-rata antara t = 2 detik dan t = 3 detik.
Jawab:
a. v rata-rata = DX / Dt = (X3 – X2) / (t3 – t2) = [(5 . 9 + 1) - (5 . 4 + 1)] / [3 - 2] = 46 – 21 = 25 m/ detik
b. v2 = dx/dt |t=2 = 10 |t=2 = 20 m/detik.
c. X10 = ( 5 . 100 + 1 ) = 501 m ; X0 = 1 m
Jarak yang ditempuh dalam 10 detik = X10 – X0 = 501 – 1 = 500 m
d. a rata-rata = Dv / Dt = (v3- v2)/(t3 – t2) = (10 . 3 – 10 . 2)/(3 – 2) = 10 m/det2
2. Jarak PQ = 144 m. Benda B bergerak dari titik Q ke P dengan percepatan 2 m/s2 dan kecepatan awal 10 m/s. Benda A bergerak 2 detik kemudian dari titik P ke Q dengan percepatan 6 m/s2 tanpa kecepatan awal. Benda A dan B akan bertemu pada jarak berapa ?
Jawab:
Karena benda A bergerak 2 detik kemudian setelah benda B maka tB = tA + 2.
SA = v0.tA + 1/2 a.tA2 = 0 + 3 tA2
SB = v0.tB + 1/2 a.tB2 = 10 (tA + 2) + (tA + 2)2
Misalkan kedua benda bertemu di titik R maka
SA + SB = PQ = 144 m
3tA2 + 10 (tA + 2) + (tA + 2)2 = 144
2tA2 + 7tA – 60 = 0
Jadi kedua benda akan bertemu pada jarak SA = 3tA2 = 48 m (dari titik P).
3. Grafik di bawah menghubungkan kocepatan V dan waktu t dari dua mobil A dan B, pada lintasan dan arah sama. Jika tg a = 0.5 m/det, hitunglah:
a. Waktu yang dibutuhkan pada saat kecepatan kedua mobil sama.
b. Jarak yang ditempuh pada waktu menyusul


Jawab:
Dari grafik terlihat jenis gerak benda A dan B adalah GLBB dengan V0(A) = 30 m/det dan V0(B) = 0.
a. Percepatan kedua benda dapat dihitung dari gradien garisnya,
jadi : aA = tg a = 0.5
10/t = 0.5 ® t = 20 det
aB = tg b = 40/20 = 2 m/det
b. Jarak yang ditempuh benda
SA = V0 t + 1/2 at2 = 30t + 1/4t2
SB = V0 t + 1/2 at2 = 0 + t2
pada saat menyusul/bertemu : SA = SB ® 30t + 1/4 t2 = t2 ® t = 40 det
Jadi jarak yang ditempuh pada saat menyusul : SA = SB = 1/2 . 2 . 402 = 1600 meter
GERAK PARABOLA
Gerak ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Gerak Setengah Parabola
Benda yang dilempar mendatar dari suatu ketinggian tertentu dianggap tersusun atas dua macam gerak, yaitu :
a. Gerak pada arah sumbu X (GLB) vx = v0
Sx = X = vx t
Gbr. Gerak Setengah Parabola
b. Gerak pada arah sumbu Y (GJB/GLBB) vy = 0
]® Jatuh bebas
y = 1/2 g t2
2. Gerak Parabola/Peluru
Benda yang dilempar ke atas dengan sudut tertentu, juga tersusun atas dua macam gerak dimana lintasan
dan kecepatan benda harus diuraikan pada arah X dan Y.

a. Arah sb-X (GLB) v0x = v0 cos q (tetap)
X = v0x t = v0 cos q.t

Gbr. Gerak Parabola/Peluru
b. Arah sb-Y (GLBB) v0y = v0 sin q
Y = voy t – 1/2 g t2
= v0 sin q . t – 1/2 g t2
vy = v0 sin q – g t
Syarat mencapai titik P (titik tertinggi): vy = 0
top = v0 sin q / g
sehingga
top = tpqtoq = 2 top
OQ = v0x tQ = V02 sin 2q / g
h max = v oy tp – 1/2 gtp2 = V02 sin2 q / 2g
vt = Ö (vx)2 + (vy)2
Contoh:
1. Sebuah benda dijatuhkan dari pesawat terbang yang sedang melaju horisontal 720 km/jam dari ketinggian 490 meter. Hitunglah jarak jatuhnya benda pada arah horisontal ! (g = 9.8 m/det2).
Jawab:
vx = 720 km/jam = 200 m/det.
h = 1/2 gt2 ® 490 = 1/2 . 9.8 . t2
t = 100 = 10 detik
X = vx . t = 200.10 = 2000 meter

2. Peluru A dan peluru B ditembakkan dari senapan yang sama dengan sudut elevasi yang berbeda; peluru A dengan 30o dan peluru B dengan sudut 60o. Berapakah perbandingan tinggi maksimum yang dicapai peluru A dan peluru B?
Jawab:
Peluru A:
hA = V02 sin2 30o / 2g = V02 1/4 /2g = V02 / 8g
Peluru B:
hB = V02 sin2 60o / 2g = V02 3/4 /2g = 3 V02 / 8g
hA = hB = V02/8g : 3 V02 / 8g = 1 : 3
MODUL FISIKA
MATERI : GERAK MELINGKAR
KELAS /SM : X / I
Gerak melingkar terbagi dua, yaitu:
1. GERAK MELINGKAR BERATURAN (GMB)
GMB adalah gerak melingkar dengan kecepatan sudut (w) tetap.
Arah kecepatan linier v selalu menyinggung lintasan, jadi sama dengan arah kecepatan tangensial sedanghan besar kecepatan v selalu tetap (karena w tetap). Akibatnya ada percepatan radial ar yang besarnya tetap tetapi arahnya berubah-ubah. ar disebut juga percepatan sentripetal/sentrifugal yang selalu | v.
v = 2pR/T = w R
ar = v2/R = w2 R
s = q R
2. Percepatan Tangensial (at)
Pada gerak melingkar berubah beraturan selain percepatan sentripetal (as) juga mempunyai percepatan tangensial (at).

Percepatan Tangensial (at) diperoleh :

maka : at = . R dengan arah menyinggung lintasan.
Partikel P memiliki komponen Percepatan :
a = at + as , dimana at tegak lurus as ( as at )
Besar Percepatan Linier Total partikel titik P :
at = percepatan tangensial (ms-2)
as = percepatan sentripetal (ms-2)
a = percepatan total (ms-2)
Jika as = dan maka didapat :
Percepatan total (a) :
dimana
V = kelajuan linier (m/s)
R = jari-jari lintasan (m)
= percepatan sudut (rad s-2)
Semua benda bergerak melingkar selalu memiliki percepatan sentripetal, tetapi belum tentu memiliki percepatan tangensial.

Percepatan tangensial hanya dimiliki bila benda bergerak melingkar dan mengalami perubahan kelajuan linier.

Benda yang bergerak melingkar dengan kelajuan linier tetap hanya memiliki percepatan sentripetal, tetapi tidak mempunyai percepatan tangensial (at = 0 ).
Contoh soal Konsep Gerak Melingkar Berubah Beraturan:
Sebuah roda mobil sedang berputar dengan kecepatan sudut 8,6 rad/s. Suatu gesekan kecil pada poros putaran menyebabkan suatu perlambatan sudut tetap sehingga akhirnya berhenti dalam waktu 192 s. Tentukan :
  1. Percepatan sudut
  2. Jarak yang telah ditempuh roda dari mulai bergerak sampai berhenti (jari-jari roda 20 cm)
Pembahasan :

Diketahui : ω0= 8,6 rad/s

ωt = 0 rad/s

t = 192 s
R = 10cm= 0,1 m
Ditanya : a.
b. x
Jawab :
a.
= - 0,045 rads-2
b.
= (8,6).(192) + (-0,045).(192)2

= 826 rad


x = R.θ

= (0,1m),(826)

= 82,6 m


Ayunan Konis
Ayunan Konis (Ayunan Kerucut) adalah putaran sebuah benda yang diikat pada seutas tali yang panjangnya L ujung atas tali diikat pada satu titik tetap dan benda diputar mengitari permukaan membentuk kerucut.
Gaya yang bekerja adalah Tx sebagai gaya sentripetal yang menyebabkan benda bergerak melingkar beraturan pada bidang horizontal.
Tx = Fs
Pada Sumbu Y :
Benda tidak bergerak,maka sesuai hukum I Newton.
Fy = 0
Tcosθ – mg = 0
T cos θ = mg ....... (2)
Dari pers (1) dan (2) diperoleh :
dimana
V = kelajuan ayunan(m/s)
g = percepatan gravitasi (ms-2)
R = jari-jari (m)
θ = besar sudut putar(rad)
Contoh soal Ayunan Konis/kerucut:
Seutas tali dengan panjang 1 m, ujung atasnya dipegang dan ujung bawah dikaitkan ke benda bermassa 100 g.Kemudian tali diputar sehingga benda bergerak melingkar horisontal dengan jari-jari lingkaran 0,5 m. Hitunglah :
a. besar tegangan tali
b. kelajuan linier benda

Pembahasan :

Diketahui : L =1 m
R = 0,5 m
m = 100g = 0,1 kg

Ditanya :
a. T
b. V
Jawab :

(a) (b) (c)



Berdasarkan gambar (b) : tan θ = = 0,58 , cos θ =
a. Ty = mg .
T cos θ = (0,1).(10)
T = N
b.
= 1,70 m/s
2. GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN (GMBB)
GMBB adalah gerak melingkar dengan percepatan sudut a tetap.
Dalam gerak ini terdapat percepatan tangensial aT = percepatan linier, merupakan percepatan yang arahnya menyinggung lintasan lingkaran (berhimpit dengan arah kecepatan v).
a = Dw/Dt = aT / R
aT = dv/dt = a R
T = perioda (detik)
R = jarijari lingkaran.
a = percepatan angular/sudut (rad/det2)
aT = percepatan tangensial (m/det2)
w = kecepatan angular/sudut (rad/det)
q = besar sudut (radian)
S = panjang busur
Hubungan besaran linier dengan besaran angular:
vt = v0 + a t wt
S = v0 t + 1/2 a t2
Þ w0 + a tÞ q = w0 + 1/2 a t2
Contoh:
1. Sebuah mobil bergerak pada jalan yang melengkung dengan jari-jari 50 m. Persamaan gerak mobil untuk S dalam meter dan t dalam detik ialah:
S = 10+ 10t – 1/2 t2
Hitunglah:
Kecepatan mobil, percepatan sentripetal dan percepatan tangensial pada saat t = 5 detik !
Jawab:
v = dS/dt = 10 – t; pada t = 5 detik, v5 = (10 – 5) = 5 m/det.
- percepatan sentripetal : aR = v52/R = 52/50 = 25/50 = 1/2 m/det2
- percepatan tangensial : aT = dv/dt = -1 m/det2

BAB 2 BENTUK MOLEKUL DAN GAYA ANTARMOLEKUL


A. Bentuk Molekul
Adalah bentuk geometris yang terjadi inti atom unsur yang saling berkaitan dalam
Suatu molekul dihubungkan dengan suatu garis lurus.Bentuk molekul senyawa kovalen ditentukan oleh orbital-orbital atom yang digunakan oleh elektron-elektron ikatan

1. Teori Domain Elektron

Teori ini menyatakan bahwa pasangan electron ikatan dan pasangan electron bebas tolak menolak sehingga tiap-tiap pasangan electron cenderung berjauhan satu sama lain untuk meminimalkan gaya tolakan tersebut . Jadi bentuk molekul dipengaruhi oleh susunan ruang pasangan electron ikatan (PEI) dan pasangan bebas (PEB)pada atom pusat suatu molekul .Pasangan electron pada atom pusat disebut Domain .
Berdasarkan teori domain electron terdapat 5 bentuk dasar molekul kovalen sebagai berikut.

a.) Linear: bentuk molekul yang disusun oleh tiga ayom yang berikatan dalam satu garis lurus dan sebuah atom merupakan pusatnya .Sudut ikat pada dua psang electron ikatan sebesar 180 .
contoh : HgBr2, CdCL2, dan BeH2

b.) Segitiga Datar : bentuk molekul segitiga sama sisi yang disusun oleh empat buah atom . Sebuah atom sebagai pusatnya brikatan dengan tiga lainnya dengan sudut ikat 120.
Contoh : BCI3 , BF3 , dan GaI3

c.) Tetrahedral : bentuk molekul yang tersusun dari lima atom berikatan . Sebuah atom sebagai pusat yang berikatan dengan empat atom lainnya dengan sudut ikat 109,5.
Contoh :CCI4 , CH4 , dan SnCI5

d.) Trigonal bipirada : bentuk molekul terdiri atas dua bentuk piramida yang bergabung dalam salah satu bidang .Atom pusatnya dikelilingi oleh lima atom dengan sudut ikat 120
contoh :PF5 , CH4 , danm PCI5

e.) Oktahedral : bentuk molekulterdiri atas delapan bidang yang merupakan segitiga sama sisi dengan sudut ikat 90.
Contoh: SF6 , TeF6 , dan SeF6





Kelima bentuk dasar molekul kovalen di atas merupakan bentuk geometri yang hanya mengandung PEI saja. Padahal dalam teori VSEPR , gaya tolakan yang dihasilkan PEB juga memengaruhi bentuk molekul . Notasi VSEPR yang menunjukan jumlah PEI dan PEB sebagai berikut


RUMUS :

AXn Em


Keterangan:
A = Atom pusat
X = PEI
n = jumlah PEI
E = PEB
m = jumlah PEB

Ada beberapa langkah meramalkan bentuk molekul ion poliatomik , seperti dijelaskan berikut ini .


a. Menghitung jumlah pasangan electron pada semua atom ion

Pasangan electron = jumlah electron valensi + muatan ion

2
Contoh : Molekul NH4+
Pasangan electron = (1* electron valensi N) +(4* electron valensi H )-1

2

= 5 + (4*1)-1
= 4
2


b. Menghitung jumlah pasangan electron ikatan (PEI) pada atom pusaT
PEI = jumlah atom - 1
Contoh : molekul NH+4
PEI 5-1= 4


c. Menghitung jumlag paswangan electron yang berada di sekitar atom pusat .
Pasangan pusat = pasanganelektron – (3 * jumlah atom ujung (kecuali atom H)
Contoh : molekul NH+4
Pasangan pusat = 4 – (3*0 )
= 4

d. Menghitug jumlah pasangn pusat – PEI
contoh : molekul NH+4
PEB = 4 – 4

= 0

2. Teori Hibridisasi

Teori ini dijelaskan berdasarkan proses penggabungan (hibridisasi ) orbital – orbital atom yang digunakan electron – electron yang saling berkaitan . Teori ini disebut juga teori ikatan valensi.

a. Orbital hibrida sp

Konfigurasi 4Be : [ He ]

Konfigurasi 17 CI : [ Ne ]

Ikatan antara Be dan CI dapat terjadi jika electron Be pada orbital 2s menglami promosi ke orbital 2p
Dengan demikian elekron atom Be dapat membentuk ikatan kovalen dengan 2 atom CI orbital 2s dabn 2p
Kedua orbital 2s dan 2p atom Be akan membentuk dua orbital yang disebut orbital hibrida . Hibridisasi orbital sp ini menghasilkan bentuk molekul linear .

b. Orbital sp2

Penggabungan antara satu orbital s dengan dua orbital p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2 , missal ;

Konfigurasi ;5B [ He ]
Konfigurasi : 9 F [ He ]

Elektron B pada orbital 2s dipromosikan pada orbital 2p ; 5B : [ He ]
Setelah menglami promosi , electron B dapat membentuk tiga ikatan dengan atom F. Ketiga orbital hibrida sp2 ini membentuk molekul segitiga datar dengan sudut 120 .





c. Orbital sp3

Penggabunga satou orbital s dengan tiga orbital p membentuk empat orbital hibrida sp3. missal atom C berikatan dengan empat atom H melalui promosi hibridisasi

Hibridisasi sp3 ini membentuk molekul tetrahedral dengan sudut 109,5 .

d. OrbitaL SP3 DAN SP3D2

Penggandaan satu orbital s , tiga orbital p , dan satu orbital d menghasilkan lima orbital hibrida sp3 . missal atom P berikatan dengan atom S dan atom F .

O rbital hirida sp3d memiliki bentuk molekul trogonal bipiramida.sementara itu , orbital sp3d2 dibentuk dari satu orbital s , tiga orbital p , dan dua orbital d . Orbital hibrida sp3d2 memilki bentuk molekul octahedral.


B. Gaya Antarmolekul

Kepolaran suatu senyawa dipengaruhi oleh adanya perbedaan keelekktronegatifan antara atom – atom yang berikatan dann bentuk molekul ., Senyawa dikatakan bersifat polar jika selisih keelektronegatifan antaratom penyusunnya semakin besar.bentuk molekul juga menyebabkan senywa bersifat polar.Adanya muatan electron yang tidak seimbang antaratom dalam senyawa polar mengakibatkan terjadinya suatu kutub ( dipol)
Senyawa dikatakan bersifat nonpolar jika terbentuk dari atom sejenis atau senyawa yang distribusu muatannya simetris , contoh H2 atau CH4 .hrga atom – atom dalam molekul nonpolar sama, sehingga muatan elktronnya terdistibusi merata . Oleh kaerna itu , molekul nonpolar tidakmembentuk kutub.pasangan electron senyawa nonpolar mengakibatkan bentuk molekul simetris sehingga dipol – pol ikatannyasaling meniadakan .
Interaksi antara atom – atom dalam senyawa atau kumpulan molekul dalam senyawa yang menalami tarik menarik di sebut Gaya Antarmolekul .kuat lemahnya gaya tarikmenarik antarmolekul akan berpengaruh terhadap tnggi rendahnya titik did9h suatu zat. Jenis gaya tarik menarik antarmolekul di antaranya gaya Van der Wals dan ikatan hydrogen.



1 Gaya Van Der Waals

Gaya ini merupakan gaya antarmolekul yang sangat limah . Gaya ini di bagi menjadi 2 :


a. Gaya London
Gaya ini ditemukan oleh fisikawan jerman yang bernama Fritz London. Gaya London merupakan gaya tarik menarik antar molekul nonpolar akibat adanya dipole terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan alektron dari satu keorbital yang lain membentuk dipole sesaat.
Kemudahan suato molekul menghasilkan dipole sesaat yang dapat mengimbas ke molekul di szekitarnya di sebut polarisabilitas . polarisabilitas berkaitan dengan msassa molekul relative ( Mr ) dan bentuk molekul .Jika massa molekul relative semakin besar , molekul semakin mudah mengalamipolarisasi sehingga gaya London semakin kuat . dxan molekul mengalami polarisasi , semakin tinggi titik ddihnya dan titik lelehnya .

b. Gaya tarik dipol

Molekul – molekul polar cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekati kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negative molekul yang lain.Gaya tarik menarik ini disebut gaya tarik dipol. Semakin besar momen dipole yang dimilki suatu senyawa , semakin besar gaya tarik dipol yang dihasikan .


2 Ikatan Hidrogen

Merupakan ikatan antarmolekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen . ikatan hydrogen disebabkan oleh gaya tarik menarik antara atom mhidrogen dari molekul yang satu dengan atom molekul lain yang sangat eletronegatif ( F , O , atau N ) . Dalam keadaan cair , atom hydrogen dalam molekul air yang parsial positif ( + ) ditarik oleh pasangan electron atom O molekul lain yang elektronegatif, sehingga terbentuk ikatan hydrogen.
Iktan hidrgen jauh lebih kuast daripada gaya – gaya Vasn der Waals . Zat ini mempunyai ikatan hydrogen memerlukan energi yang besar untuk memutuskan . OIleh karena itu . titik didih dan titik lelehnya sangat tinggi .
Adanya ikatan hydrogen dalam senyawa yang mengadung hydrogen menimbulkan penyimpangan sifat atom umum beberapa senyawa dari unsure – unsure segolongan . Contoh dertan H2, O , HS , H2Se, dan H2Te. Meningkatnya titik didih H2S , H2Se , H2Te.disebabkan naiknya Mr molekul sehingga gaya Van der Waals. Semakin kuat. Penyimpangan tejadi pada titik didih H2O karena adanya ikatan hydrogen. Hal ini terjadi karena ikatan hydrogen antara molekul – molekul H2O lebih kuat daripada ikatan pada molekul – molekul yang lain .

BAB 1. STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR


A.Struktur Atom
1. Teori kuantum
Pada tahun 1900 Max Planck mengemukakan suatu hipotesis yang dikenal dengan Teori Kuantum . Menurut Max Planck,pancaran radiasi eletromagnetik suatu benda disebut diskrit,berupa paket-paket kecil atau kuanta atau atau partikel yang disebut sebagai kuantum.Hipotesis Planck didukung oleh Einstein yang menyebut partikel radiasi Planck dengan sebutan foton. Setiap foton memiliki energi yang bergantung pada frekuensi atau panjang gelombang. Besar energi foton dapat dihitung dengan :

Keterangan : E = energi radiasi
h = tetapan Planck = 6,63 x 10-34 joule detik-1
ν = frekuensi (detik-1)
c = cepat rambat cahaya = 3 x 108m detik -1
λ = panjang gelombang (m)

2. Model Atom Bohr
Pada tahun 1913 , Niels Bohr seorang fisikawan dari Denmark berhasil mengungkapkan teori kuantum guna menggambarkan struktur atom. Meskipun atom hidrogen hanya memiliki satu elektron saja,tetapi atom hidrogen juga memiliki lintasan-lintasan elektronseperti atom-atom lain.Ini terjadi saat elektron unsur hidrogen berpindah-pindah lintasan sambil memancarkan atau menyerap energi. Bohr berhasil merumuskan jari-jari lintasan dan energi elektron pada atom hidrogen. Jari-jari lintasan ke-n dalam atom hidrogen dirumuskan sebagai berikut.

dimana n = kulit elektron : 1,2,3,,,,,
a0= 0,53 A (53 pm)

3. Hipotesis Louis de Broglie
Pada tahun 1924 ,fisikawan dari Prancis , Louis de Broglie mengemukakan hipotesis tentang gelombang materi . Menurut de Broglie cahaya dan partikel-partikel kecil , pada saat tertentu dapat bersifat sebagai benda yang tersusun atas partikel ,tetapi dapat pula sebagai gelombang.Hipotesis Planck melalui persamaan :


dimana λ = panjang gelombang
h = tetapan Planck
m = massa partikel
v = kecepatan

4. Mekanika Kuantum
Pada tahun1927 ,Erwin Schrodinger,ahli matematika dari Austria mengemukakan teori mekanika kuantum . menurutnya ,kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti ,yang dapat ditentukan adalah probabilitas atau kemungkinan menemukan elektron . daerah dengan probabilitas terbesar menemukan elektron disebut orbital.

5. Bilangan Kuantum
a. Bilangan kuantum utama: kulit K untuk n=1,kulit L untuk n=2,kulit M untuk n=3,kulit N untuk n=4 dan begitu seterusnya . Secara nyata orbital dengan bilangan kuantum berbeda ,mempunyai tingkat energi yang berbeda.

b. Bilangan kuantum azimuth (ℓ) : bilangan kuantum azimuth menyatakan subkulit.
Tabel jumlah subkulit pada setiap kulit
Kulit n Subkulit (ℓ)
K
L
M
N 1
2
3
4 0
0,1
0,1,2
0,1,2,3
c. Bilangan kuantum magnetik (m) : menentukan orientasi orbital dalam ruang disekitar inti atom.
Tabel jumlah Orbital setiap subkulit
ℓ Subkulit Harga m Jumlah orbital
0
1
2
3 s
p
d
f 0
-1,0,+1
-2,-1,0,+1,+2
-3,-2,-1,0,+1,+2,+3 1
3
5
7

d. Bilangan kuantum spin (s)
Bilangan kuantum spin menyatakan arah putar elektron terhadap sumbunya (berotasi) sewaktu elektron berputar mengelilingi inti atom. Bilangan kuantum spin dinotasikan dengan s. Arah rotasi elektron ada 2 kemungkinan ,yaitu searah jarum jam dan berlawanan dengan jarum jam. Oleh karenanya ,bilangan kuantum spin (s) mempunyai 2 harga yaitu +½ dan -½.

6. Bentuk orbital dan orientasi orbital
a. Orbital s
Obital yang paling sederhana adalah orbital s. Orbital s berbentuk bola simetris .Ini berarti pada setiap jarak yang sama dari inti atom selalu ditemukan rapatan elektron yang sama. Semakin jauh dari inti atom .rapatan elektronnya semakin rendah.

2s
3s

Semua orbital s,baik 1s,2s,3s, dan seterusnya semuanya berbentuk bola ,tetapi berbeda ukurannya . Semakin besar harga bilangan kuantum,semakin besar pula ukuran orbital atomnya.
b. Orbital p
Rapatan elektron orbital p terdistribusi pada bagian yang berlawanan dengan inti atom. Inti atom terletak pada bagian simpul dengan kerapatan elektron nol.
Setiap subkulit p (ℓ = 1) terdiri atas 3 orbital yan setara ,sesuai dengan 3 harga m untuk ℓ = 1, yaitu -1,0,dan +1. Ketiga orbital p pada subkulit p ini dinamai dengan orbital px,py,pz, terletak di sepanjang garis yang memotong sumbu x,y,z.
c. Orbital d
Subkulit d (ℓ=2) terdiri atas 5 orbital , tersebar diantara sumbu-sumbu ruang x,y, dan z.
Semua orbital d tersusun pada inti atom . Masing-masing orbital d dibedakan atas dxy,dxz,dyz,dx2- y2, dan dx2. Orbital dz2 mempnyai bentuk yang berbeda dari keempat orbital lainnya. Namun,energi orbital dz2 setara dengan energi orbital lainnya.
d. Orbital f
Setiap subkulit f terdiri atas 7 orbital. Orbital f (ℓ = 3) mempunyai 7 harga m ,yaitu -3,-2,-1,0,+1,+2,+3. Energi dari ketujuh orbital adalah setara.

7. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron dalam dalam orbital suatu atom sangatlah penting, karena konfigurasi elektron berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia suatu unsur. Penentuan konfigurasi elektron suatu atom menganut tiga aturan ,yaitu:
a. Prinsip Aufbau
Menurut Aufbau,pengisian elektron ke dalam orbital selalu dimulai dari orbital dengan tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Apabila terdapat 2 subkulit dengan harga n + ℓ sama, elektron akan mengisi subkulit yang harga n-nya lebih kecil terlebih dahulu. Dengan demikian suatu atom selalu berada pada tingkat energi minimum.
Urutan-urutan tingkat energi dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang palint tinggi ,dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

1s
2s 2p
3s 3p 3d
4s 4p 4d 4f
5s 5p 5d
6s 6p
7s

Pengisian elektron ke dalam orbital dimulai dari orbital 1s,kemudian 2s,2p,dan seterusnya.
Urut-urutan pengisian elektron ke dalam orbital di atas sama dengan pengisian elektron berikut.
1s,2s,2p,3s,3p,4s,3d,4p,5s,4d,5p,6s,4f,5d.
b. Prinsip Larangan Pauli
Prinsip ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926. Menurut Pauli, dalam satu atom tidak boleh ada dua elektron yang mempunyai 4 bilangan kuantum yang sama.Dua buah elektron yang menempati satu orbital , kemungkinan mempunyai tiga bilangan kuantum yang sama. Oleh karenanya, bilangan keempat harus berbeda.
c. Kaidah Hund
Menurut hund , pengisian elektron ke dalam satu sub kulit , pada awalnya elektron menempati seluruh orbital dengan spin yang sama (½ penuh), baru kemudian berpasangan (penuh).Dalam penulisan konfigurasi elektron , ada beberapa hal yang dapat diterapkan.
ФPenulisan Konfigurasi Elektron dengan Lambang Gas Mulia
Penulisan konfigurasi elektron dengan lambang gas mulia dipakai untuk unsur-unsur bernomor atom besar.Misal: [Ar] 4s2 3d1
ФOrbital Penuh dan setengah Penuh
Berdasarkan hasil eksperimen ditemukan beberapa penyimpangan konfigurasi elektron dari azas Aufbau. Misalnya pada 24Cr. Konfigurasi elektron pada 24Cr : [Ar] 4s2 3d4 cenderung berubah menjadi [Ar] 4s1 3d5 . Ini berarti bahwa subkulit yang penuh (d10) atau setengah penuh (d5) bersifat lebih stabil.
ФEletron Valensi
Elektron valensi adalah jumlah elektron pada subkulit dengan n terbesar yang digunakan untuk pembentukan ikatan kimia .Dengan menuliskan konfigurasi elektron suatu unsur ,maka akan dapat ditentukan elektron valensinya. Misal:
19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
n terbesar = 4
subkulit 4s mempunyai 1 elektron sehingga elektron valensi 19K = 1

Elektron yang terletak pada subkulit yang mempunyai energi terbesar dinamakan elektron terakhir . Ini dikarenakan elektron tersebut diletakkan paling terakhir berdasarkan aturan Hund . Konfigurasi elektron terakhir dapat digunakan untuk menentukan nomor atom suatu unsur.


B. Sistem Periodik Unsur
1. Tabel Periodik Panjang
Sistem periodik bentuk panjang diperkenalkan oleh Henru G.J. Moseley. Moseley menyusun sistem periodik berdasarkan nomor atom. Dalam tabel periodik panjang unsur-unsur dibagi atas golongan,periode,dan golongan aktinida dan lantanida. Kesemuanya disusun dalam tabel periodik unsur.
a. Golongan
Golongan pada tabel periodik unsur menyatakan jumlah elektron yang terdapat dalam kulit terluar (elektron valensi). Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama akan menempati golongan yang sama. Dalam tabel periodik unsur terdapat delapan golongan. Setiap golongan dibedakan sebagai berikut.
1) Golongan utama yaitu golongan IA sampai dengan VIIIA.
2) Golongan transisi yaitu golongan IB sampai dengan VIIIB.

b. Periode
Periode dalam tabel periodik menyatakan banyaknya kulit atom yang dimiliki oleh unsur yang bersangkutan. Periode disusun dalam baris-baris mendatar dan disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Periode dalam tabel periodik panjang dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
1) Periode pendek yaitu periode 1,2, dan 3.
2) Periode panjang yaitu periode 4 dan 5.
3) Periode sangat panjang yaitu periode 6.
4) Periode belum lengkap yaitu periode 7.

c. Golongan Aktinida dan Lantanida
Unsur Lantanida(La) terletak pada periode 6. Unsur-unsur yang sifatnya mirip dengn unsur lantanida disebut unsur-unsur lantanida. Unsur-unsur lantanida terletak pada golongan IIIB periode 6.
Unsur Aktinida (Ac) terletak pada periode 7. Unsur-unsur yang sifatnya mirip dengan unsur aktinida disebut unsur-unsur aktinida. Kedua golongan unsur ini dinamakan unsur-unsur transisi dalam atau unsur transuran.

2. Hubungan Sistem Periodik dengan Konfigurasi Elektron
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tabel periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Nomor atom menyatakan jumlah elektron. Sementara itu, sebaran elektron dalam atom dinyatakan dengan konfigurasi elektron.
a. Periode
Tabel periodik panjang terdiri atas 7 periode. setiap periode dimulai dengan pengisian orbital ns dan diakhiri orbital np dengan konfigurasi penuh. Dengan demikian,periode dinyatakan dengan jumlah kulit. Nomor periode di atas ke bawah menunjukkan bilangan kuantum utama terbesar yang dimiliki oleh atom ujnsur yang bersangkutan. Oleh karena itu, Periode 1 memiliki n = 1,periode 2 memiliki n=2, dan seterusnya.
contoh:
Unsur 42Mo konfigurasi elektronnya 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d5 atau [Kr] 5s1 4d5
Kulit terbesar n=5,sehingga 42Mo dalam tabel periodik unsur berada pada periode 5.

Pembagian periode dalam tabel periodik panjang sebagai berikut.
1. Periode Pendek
Periode pendek terdiri atas periode 1,2,dan 3. Periode 1 terdiri atas 2 unsur dan periode 2 terdiri atas 8 unsur. Pada periode 2, elektron mulai mengisi orbital 2s dan orbital 2p hingga penuh. Sementara itu, periode 3 terdiri atas 8 unsur,tempat elektron mengisi orbital 3s dan 3p hingga penuh.
2. Periode Panjang
Periode panjang terdiri atas periode 4,5,dan 6. Elektron pada periode 4 mulai mengisi orbital 4s sampai dengan 4p, dengan tetap memperhatikan aturan Aufbau. Oleh karenanya setelah orbital 4s terisi penuh, elektron kemudian mengisi 3d baru 4p.
Pada periode 5, elektron mulai mengisi orbital 5s kemudian 4d,baru ke orbital 5p,kecuali pada pengisian orbital penuh dan setengah penuh seperti pada unsur Mo dan Ag.
Pengisian elektron untuk unsur-unsur pada periode 6, setelah orbital 6s terisi penuh elektron, kemudian elektron mengisi 1 orbital 5d baru ke orbital 4f. Pengisian orbital ini menghasilkan konfigurasi unsur-unsur lantanida. Selanjutnya elektron kembali mengisi orbital 5d dan akhirnya 6p. Setelah orbital 7s terisi penuh ,elektron mengisi 1 orbital 6d, kemudian 5f baru orbital 5d.

b. Golongan
Tabel periodik panjang terdiri atas 8 golongan yang terbagi menjadi 2 golongan yaitu golongan utama (A) dan golongan transisi (B). Nomor golongan ditentukan oleh jumlah elektron valensinya.
Berdasarkan letak elektron terakhir pada orbital dalam konfigurasi elekronnya, unsur-unsur dalam tabel periodik dibagi menjadi 4 blok yaitu blok s,p,d, dan f.
1. Blok s
Blok s ditempati oleh unsur-unsur golongan IA,IIA,dan helium. Konfigurasi elektron unsur-unsur blok s berakhir di orbital s.
Contoh: 19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
n terbesar : 4 → periode 4
jumlah elektron pada subkulit s = 1 → golongan IA
2. Blok p
Blok p ditempati oleh unsur-unsur golongan IIIA hingga VIIIA. Konfigurasi unsur-unsur ini berakhir di orbital p.
Contoh: 5B : 1s2 2s2 2p1
n terbesar : 2 → periode 2
Jumlah elektron pada subkulit s + p = 3 → golongan IIIA
3. Blok d
Blok d ditempati oleh unsur-unsur golongan transisi (B). Konfigurasi elektron unsur-unsur blok d berakhir di orbital d. Nomor golongsn unsur-unsurblok d ditentukan oleh banyaknya elektron pada subkulit d terakhir ditambah dengan elektron pada subkulit s terdekat subkulit d terakhir , dengan ketentuan sebagai berikut.
a) jika jumlah elektron pada subkulit d terakhir dan elektron pada subkulit s terdekat kurang dari 8,nomor golongannya adalah jumlah elektron tersebut.
b) Jika jumlah elektron pada subkulit d terakhir dan subkulit s terdekat = 8,9, atau 10 unsur yang bersangkutan termasuk golongan VIIIB
c) Jika jumlah elektron pada subkulit d terakhir dan subkulit s terdekat lebih dari 10, nomor golongan unsur yang bersangkutan diperoleh dari jumlah (d + s) - 10
4. Blok f
blok f ditempati oleh unsur-unsur golongan lantanida dan aktinida. Konfigurasi elektron terakhir unsur-unsur blok f terletak pada subkulit f. Jika harga n terbesar dalam konfigurasi elektron = 6 (periode 6) maka unsur tersebut merupakan golongan lantanida. Jika n terbesar dalam konfigurasi elektron = 7 (periode 7) maka unsur tersebut merupakan golongan aktinida
Contoh: 56Pr = [Xe] 6s2 4f3
n terbesar : 6 →periode 6 →lantanida

Kehidupan Sel

1. Pengertian Sel

Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Kata sel itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 – 1703) yang berarti kotak-kotak kosong, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan protoplasma.

Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje. Menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu sitoplasma dan nukleoplasma. Schwaan dan Schleiden (1838), menyatakan bahwa tumbuhan dan hewan mempunyai persamaan, yaitu tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Selanjutnya, teori tersebut dikembangkan menjadi suatu teori sebagai berikut:
  1. Sel adalah satuan struktural terkecil organisme hidup.
  2. Sel merupakan satuan fungsional terkecil organisme hidup.
  3. Sel berasal dari sel dan organisme tersusun oleh sel.

2. Struktur Sel

Sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma:

2.1. Membran Sel / Membran Plasma

Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar dan tersusun dari senyawa kimia lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Membran sel disebut juga membran plasma atau selaput plasma. Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik menuju atau meninggalkan sel.

2.2. Inti Sel (Nukleus)

Inti sel bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma. Fungsi dari inti sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi DNA untuk mengatur sintesis protein. Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu:
  1. Selaput inti (karioteka)
  2. Nukleoplasma (kariolimfa)
  3. Kromatin / kromosom
  4. Nukleous (anak inti)

2.3. Sitoplasma dan Organel Sel

Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel. Khusus untuk cairan yang beradal dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%). Berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Organel sel adalah benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.
  1. Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.
  2. Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu: (1) Retikulum endoplasma granuler (retikulum endoplasma kasar). RE kasar tampak kasar karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membrane; (2) Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus). RE halus diberi nama demikian karena permukaan sitoplasma tidak mempunyai ribosom.
  3. Mitokondria (the power house). Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs yang berlangsung di dalam mitokondria.
  4. Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
  5. Badan golgi (aparatus golgi/diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyortir dan mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi. Muka cis berfungsi sebagai penerima vesikula transpor dari RE. Muka trans berfungsi mengirim vesikula transpor. Vesikula transpor adalah bentuk transfer dari protein yang disintesis RE.
  6. Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis.
  7. Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu: (1) Leukoplas: berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan; (2) Kloroplas: plastida berwarna hijau, berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis; (3) Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen.
  8. Vakuola (rongga sel) berisi: garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar, zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya kafein, kinin, nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.
  9. Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, agela, dan silia.
  10. Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel.
  11. Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

3. Macam-Macam Sel

Berdasarkan ada tidaknya dinding / selaput inti, maka sel dibedakan menjadi dua yaitu: struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik.
Perbedaan struktur sel prokariotik dan struktur eukariotik.
Bagian Sel
Prokariot
Eukariot
Inti sel Tanpa membran/selaput disebut nukleoid Selaput inti ada, disebut inti sel (nukleus)
Penutup sel Berupa kapsul (fungsi berbeda dengan dinding sel pada tumbuhan) Tidak ada pada hewan, pada tumbuhan ada dinding sel
Retikulum endoplasma Tidak ada Ada
Badan golgi Tidak ada Ada
Mitokondria Tidak ada Ada
Lisosom sentriol Tidak ada Ada
Ribosom Ada pada sitoplasma Ada (pada sitoplasma dan retikulum endoplasma)
DNA (bahan gen) Berbentuk cincin bercampur dengan sitoplasma Berbentuk pita spiral ganda (double helix) terdapat pada inti, mitokondria, dan kloroplas (pada tumbuhan)
Perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan
Ada dua macam sel eukariotik yang mempunyai materi penyusun relatif berbeda, yaitu sel hewan dan sel tumbuhan.
Komponen
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
Ukuran Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
Bentuk Tetap Tidak tetap
Dinding sel Ada Tidak tetap
Plastid Ada Tidak tetap
Lisosom Tidak ada Ada (untuk pencernaan makanan secara pinositosis/fagositosis)
Sentrida Tidak ada Ada
Badan golgi Duktiosom Badan golgi
Vakuola Pada sel muda kecil dan banyak, pada sel dewasa tunggal dan besar Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang beberapa sel hewan uniseluler memiliki vakuola yang berukuran kecil baik pada sel muda maupun sel dewasa
Flagella / sillia Tidak ada Ada tetapi tidak semua
Klorofil Ada Tidak ada

4. Transpor Molekul melalui Membran

  1. Transpor pasif adalah transpor yang tidak memerluka energi, meliputi (a) Difusi: perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis), setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya, hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis. (b) Difusi terfasilitasi: melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran dengan bantuan protein transport, protein transpor merupakan protein khusus yang menyediakan suatu ikatan baik bagi molekul yang sedang bergerak. (c) Osmosis: difusi air melalui selaput semipermeabel. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer.
  2. Transpor aktir adalah transpor yang melalui membran dengan melawan kecendrungan alami yaitu melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi ATP. Pada transpor aktir diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif primer dan sekunder: transpor aktir primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP. Sedangkan transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktir primer akan menciptakan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.
  3. Endositosis dan Eksositosis; Ekositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari dalam sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis merupakan proses pemasukan zat ke dalam ke dalam sel yang berupa cairan. Fagositosis (fago = makan) merupakan pemasukan zat padat atau sel lainnya ke dalam tubuh sel.


Semoga bermanfaat,

Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan


 A. Jaringan pada Tumbuhan
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Namun, pada perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel hanya terbatas pada jaringan yang bersifat embrionik. Jaringan yang bersifat embrionik adalah jaringan meristem yang selalu membelah diri. Pada korteks batang terjadi pembelahan tetapi pembelahannya sangat terbatas. Sel meristem tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan. Jaringan yang terbentuk tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri lagi. Jaringan ini disebut jaringan dewasa.

1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus membelah. Berdasarkan asal usulnya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

a. Jaringan meristem primer
Jaringan meristem primer merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Contohnya ujung batang dan ujung akar. Meristem yang di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Aktivitas jaringan meristem primer mengakibatkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.

b. Jaringan meristem sekunder
Jaringan meristem ini berasal dari jaringan dewasa, yaitu kambium dan gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.

Berdasarkan posisi dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Meristem apikal; terdapat di ujung pucuk utama, pucuk lateral, serta ujung akar.
b. Meristem interkalar; terdapat di antara jaringan dewasa, contoh pada pangkal ruas suku rumput-rumputan.
c. Meristem lateral; terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).


2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Sifat-sifat jaringan dewasa antara lain sebagai berikut.
a. Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
b. Ukuran relatif besar dibanding sel meristem.
c. Memiliki vakuola yang besar.
d. Kadang-kadang selnya sudah mati.
e. Dinding sel telah mengalami penebalan.
f. Terdapat ruang antarsel.


Menurut asal meristemnya, jaringan dewasa dibedakan atas jaringan primer dan jaringan sekunder. Jaringan primer berasal dari meristem primer, sedangkan jaringan sekunder berasal dari meristem sekunder.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain :

a. Jaringan pelindung (epidermis)
Jaringan ini terdapat pada permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, buah, dan biji. Jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari pengaruh faktor luar yang merugikan pertumbuhannya. Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain (derivat epidermis), misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan sel gabus.
 
b. Jaringan dasar (parenkim)
Jaringan ini terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan kegiatan proses fisiologis. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun yang kadang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang.

c. Jaringan penyokong (penguat)
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang memberi kekuatan bagi tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang bagian sudut dinding selnya mengalami penebalan selulosa dan sel-selnya hidup. Jaringan ini terdapat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim mempunyai protoplas, sel primer yang lebih tebal daripada sel parenkim. Jaringan kolenkim biasanya berkelompok dalam bentuk untaian atau silinder. Oleh karena kolenkim tidak mempunyai dinding sekunder dan bahan penguat (lignin) maka kolenkim dapat menyokong batang tanpa menghalangi pertumbuhan. Kolenkim tumbuh memanjang mengikuti daun dan akar yang disokongnya.
2) Jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh dindingnya mengalami penebalan sehingga memiliki sifat kuat. Jaringan ini hanya dijumpai pada bagian tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut (serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel batu). Serabut umumnya dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serabut biasanya berbentuk seludang yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan floem. Sklereid lebih pendek daripada serat.

 

d. Jaringan pengangkut (vaskuler)
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi berupa xilem dan floem. Xilem terdiri atas trakea, trakeid, serta unsur lain seperti serabut xilem dan parenkim xilem.
1) Xilem
Umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati, dinding sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xylem berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Xilem berfungsi mengangkut air dari akar melewati batang dan menuju ke daun. Unsur xilem terdiri atas unsur trakeal, serabut xilem, dan parenkim xilem.
2) Floem
Floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju ke seluruh tubuh tumbuhan. Floem terdiri atas buluh tapis, unsur-unsur tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut floem. Berdasarkan posisi xilem dan floem, berkas pengangkut dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu kolateral, konsentris, dan radial.
1) Tipe kolateral
Berkas pengangkut disebut kolateral jika berkas pengangkut xilem dan floem terletak berdampingan. Floem berada di bagian luar dari xilem.
Tipe kolateral dibagi menjadi 2, yaitu kolateral terbuka dan kolateral tertutup. Jika antara xilem dan floem terdapat kambium maka disebut kolateral terbuka. Kolateral terbuka dijumpai pada dicotyledon dan gymnospermae.  Pada kolateral tertutup, antara xilem dan floem tidak terdapat kambium misal pada monocotyledon.
2) Tipe konsentris
Tipe berkas pengangkut disebut konsentris apabila xylem dikelilingi floem atau sebaliknya.
3) Tipe radial
Disebut tipe radial apabila xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran. Contoh pada akar monocotyledon.

e. Jaringan sekretoris
Jaringan sekretoris disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Jaringan sekretoris dibagi menjadi sel kelenjar, saluran kelenjar, dan saluran getah. Sel kelenjar mengandung bermacam senyawa hasil metabolisme. Saluran kelanjar adalah sel berdinding tipis dengan protoplasma yang kental mengelilingi suatu ruas berisi senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Saluran getah terdiri atas sel-sel atau sederet sel yang mengalami fusi, berisi getah, dan membentuk suatu sistem jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain.

B. Organ Tumbuhan
1. Akar
Akar merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Tidak semua akar dapat mengisap zat-zat makanan, tetapi hanya bagian tertentu saja yaitu bagian yang belum diliputi gabus dan bagian yang belum tua. Bagian yang berperan dalam penghisapan makanan ini mudah mengalami kerusakan karena lingkungan yang tidak cocok, misalnya karena aerasi yang jelek, kurangnya kadar air dalam tanah, tingginya keasaman tanah.

Bagian-bagian akar adalah sebagai berikut.
a. Meristem apikal
Meristem apikal terdapat di bagian ujung akar, merupakan titik awal pertumbuhan akar. Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, dan kemudian daerah deferensiasi. Daerah diferensiasi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Daerah pendewasaan jaringan primer
b. Daerah jaringan primer yang sudah dewasa. Setelah itu terjadi pertumbuhan jaringan sekunder.

b. Kaliptra
Kaliptra merupakan tudung akar atau bagian yang menutupi meristem apikal. Kaliptra berfungsi sebagai sarung pelindung akar. Tudung akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel parenkim. Sel sel dipermukaannya terus menerus lepas secara berkesambungan, dan sel dibawahnya menjadi berlendir. Sel-sel baru terbentuk pada tudung akar bagian dalam dari meristem apikal.

Struktur anatomi akar dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
a. Epidermis (lapisan luar/kulit luar)
Epidermis akar terdiri atas satu lapis sel yang tersusun rapat. Epidermis akar umumnya tidak berkutikula. Pada daerah dekat ujung akar, sel-sel epidermis ini termodifikasi menjadi bulu-bulu akar. Bulu akar berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan.

b. Korteks (lapisan pertama/kulit pertama)
Korteks merupakan daerah antara epidermis dengan silinder pusat. Korteks terdiri atas sel-sel parenkim yang berdinding tipis dan tersusun melingkar. Di dalam korteks terdapat ruang-ruang antarsel sebagai tempat penyimpanan udara. Fungsi korteks adalah sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.

c. Endodermis (lapisan antara korteks dan stele)
Lapisan endodermis akar terletak di sebelah dalam korteks, yaitu berupa sebaris sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel endodermis mengalami penebalan gabus. Penebalan berupa rangkaian berbentuk pita. Penebalan seperti pita ini disebut pita kaspari. Penebalan semula berupa titik yang disebut titik kaspari. Penebalan gabus menyebabkan dinding sel tidak dapat ditembus oleh air. Untuk masuk ke silinder pusat, air melalui endodermis yang dindingnya tidak mengalami penebalan yang disebut dengan sel penerus. Endodermis berperan mengatur lalu lintas zat ke dalam pembuluh akar.

d. Stele (silinder pusat, yaitu lapisan tengah akar)
Silinder pusat terletak di sebelah dalam endodermis. Di dalamnya terdapat pembuluh kayu (xilem), pembuluh tapis (floem) yang sangat berperan dalam proses pengangkutan air dan mineral, dan perisikel yang berada tepat di sebelah dalam endodermis. Perisikel berfungsi membentuk akar cabang. Akar ini akan menembus ke luar melalui endodermis, korteks, dan epidermis. Pertumbuhan cabang akar ini disebut pertumbuhan endogen. Pada tanaman dikotil, di antara xilem dan floem terdapat kambium ikatan pembuluh. Pada tanaman monokotil, selain xilem dan floem terdapat empulur tetapi tidak terdapat kambium ikatan pembuluh.

Berdasarkan strukturnya, secara umum terdapat dua macam akar, yaitu akar tunggang dan akar serabut.
a. Akar tunggang
Akar tunggang berasal dari akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar primer (akar pokok). Akar tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil dan tumbuhan berbiji terbuka. Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:

1) Akar tunggang tidak bercabang atau sedikit bercabang. Jika ada percabangannya biasanya terdiri atas akar-akar halus yang berbentuk serabut. Akar tunggang demikian sering kali berhubungan dengan fungsinya menyimpan air dan makanan. Akar tersebut mempunyai bentuk yang istimewa. Akar tunggang pada tanaman wortel dan lobak disebut dengan akar tombak atau akar pena. Ada juga akar tunggang yang berbentuk gasing seperti yang terdapat pada tanaman bengkoang dan bit karena pangkal akar besar membulat. Akar-akar serabut sebagai cabang hanya terdapat pada ujung yang sempit meruncing.

2) Akar tunggang bercabang. Akar ini berbentuk kerucut panjang tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak sehingga memberi kekuatan yang lebih besar pada batang. Daerah perakaran menjadi luas sehingga penyerapan makanan lebih banyak. Akar tunggang jenis ini banyak dijumpai pada tanaman yang ditanam dari biji missal pohon mangga, nangka, rambutan dll.

b. Akar serabut
Akar serabut adalah akar yang tumbuh dari pangkal batang setelah akar lembaga (embrio) mati. Akar ini terutama terdapat pada tumbuhan monokotil. Pada tumbuhan berakar tunggang terdapat akar lembaga yang tumbuh terus membesar dan memanjang dan akhirnya menjadi akar primer atau akar pokok, sedangkan pada tumbuhan berakar serabut akar lembaga tidak tumbuh terus dan akhirnya mati. Pada pangkal batang akan tumbuh akar serabut yang ukurannya lebih kecil daripada akar lembaga, namun bercabang-cabang.

Berdasarkan cirinya, akar serabut dibagi dalam berbagai bentuk, yaitu:
1) akar bentuk benang, misalnya pada tanaman padi dan jagung,
2) akar gantung atau akar udara, misalnya pada pohon beringin,
3) akar pengisap, misalnya pada benalu,
4) akar pelekat, misalnya pada sirih,
5) akar nafas, misalnya pada bogem,
6) akar tunjang, misalnya pada pandan dan bakau,
7) akar pembelit, misalnya pada vanili,
8) akar banir, misalnya pada sukun, dan
9) akar lutut, misalnya pada pohon tanjung.

Fungsi akar antara lain sebagai berikut :
a. Menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah
Akar dipergunakan oleh tumbuhan untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Akar menyerap bahan-bahan mineral bersamaan dengan air dari lingkungannya. Air masuk ke dalam akar melalui rambut-rambut akar. Rambut akar atau bulu akar merupakan perubahan bentuk dari jaringan epidermis akar yang berfungsi mengisap air dan unsur-unsur hara dari dalam tanah.

b. Memperkokoh berdirinya batang tanaman
Akar dapat memperkokoh berdirinya tumbuhan sehingga dapat berdiri tegak di tempat tumbuhnya. Tumbuhan yang tinggi membutuhkan sistem perakaran yang semakin kuat untuk menahan terpaan angin yang semakin besar.

c. Tempat menyimpan cadangan makanan
Sebagian tanaman menyimpan cadangan makanan pada akarnya. Makanan yang disimpan biasanya berupa pati atau tepung. Cadangan makanan yang tersimpan dalam akar dipergunakan selama masa pertumbuhan tertentu dan akan digunakan untuk proses pertumbuhan pada masa pertumbuhan selanjutnya. Sebagian tanaman yang tergolong herba sangat tergantung pada cadangan makanan yang tersimpan dalam akar terutama untuk mengatasi kondisi lingkungan yang buruk, misalnya pada musim kemarau sehingga tanaman tersebut dapat bertahan hidup.

d. Bernapas (respirasi)
Sel-sel yang terdapat pada akar juga membutuhkan oksigen untuk melakukan pernapasan seperti halnya sel-sel pada makhluk hidup lainnya. Untuk mencukupi kebutuhan akan oksigen tersebut maka akar mengambil oksigen dari rongga-rongga partikel tanah. Tanah yang gembur akan lebih mudah ditembus oleh udara sehingga kandungan oksigennya akan semakin banyak dibandingkan tanah yang padat. Tanah gembur dan banyak mengandung kompos atau tanah berpasir memiliki banyak rongga sehingga mudah ditembus udara.

e. Alat perbanyakan secara vegetatif
Akar sebagai alat perbanyakan secara vegetatif, misalnya pada pohon sukun dan cemara. Pada tanaman sukun dan cemara akar yang menyumbul dari dalam tanah dapat menghasilkan tunas dan akhirnya menjadi tanaman baru.

2. Batang
Fungsi batang antara lain sebagai berikut :
a. Mendukung tubuh tumbuhan.
b. Sebagai alat transportasi air, mineral, dan bahan-bahan makanan.
c. Merupakan tempat tumbuhnya cabang, daun, dan bunga.

Struktur batang lebih kompleks dibandingkan dengan akar. Batang ada yang tumbuh di atas tanah dan di bawah tanah. Batang yang tumbuh di dalam tanah berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya pada tanaman jahe. Batang tumbuhan tersusun dari tiga sistem jaringan, yaitu:
a. epidermis
b. korteks
c. endodermis

Jenis batang pada tumbuhan angiospermae ada tiga, yaitu:
1. Tipe lunak berair (herbaseus atau terna). Contoh: Kaktus.
2. Tipe berkayu (lignosus). Contoh: Pohon mangga, pohon beringin, pohon jati.
3. Tipe rumput (kalmus). Contoh: Tanaman padi.

Beberapa spesies tumbuhan memiliki batang yang mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam. Modifikasi batang antara lain sebagai berikut.
1. Rhizoma
Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal di dalam tanah atau dekat dengan permukaan tanah. Rhizoma mempunyai ruas-ruas pendek dan pada bukunya terdapat daun-daun seperti sisik. Di sepanjang rhizome dapat dijumpai adanya akar adventif, terutama di permukaan bagian bawah. Rhizoma merupakan tempat menyimpan cadangan makanan, misalnya pada famili Zingiberaceae (jahe-jahean).

2. Stolon
Stolon mirip dengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegak di dalam tanah.

3. Runner
Runner adalah batang yang tumbuh horizontal di atas tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah, dan mempunyai ruas yang panjang, misalnya pada tanaman stroberi.

4. Umbi batang (tuber)
Misal pada kentang berkembangnya beberapa ruas di ujung stolon. Mata tunas pada umbi kentang merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setiap mata tunas tersebut akan mampu berkembang menjadi individu baru.

5. Umbi lapis (bulb)
Umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi oleh sejumlah daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun berdaging mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun berdaging selalu dikelilingi oleh daun-daun seperti sisik. Umbi lapis juga dijumpai pada tanaman tulip, lili, dan lain-lain.

6. Umbi kormus (corm)
Kormus mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang membengkak seluruhnya merupakan jaringan batang. Helaian daun berbentuk sisik menutupi seluruh permukaan kormus.

3. Daun (Folium)
Pada daun terjadi peristiwa fotosintesis. Fotosintesis untuk memasak bahan makanan penyusun energi bagi tumbuhan ini dilakukan pada bagian daun yang disebut klorofil.

Stomata berupa pori-pori kecil terdapat di epidermis atas dan bawah daun. Pada tumbuhan darat jumlah stomata pada epidermis bawah daun lebih banyak daripada epidermis atas daun. Hal ini merupakan adaptasi tumbuhan untuk meminimalisasi hilangnya air dari daun. Celah stomata terbentuk apabila sepasang sel penjaga stoma mengerut. Sel penjaga ini mengatur ukuran stomata yang berperan penting dalam pertukaran gas (CO2 dan O2) yang terdapat di dalam daun dengan lingkungan luar. Selain itu, stomata juga berperan dalam pengaturan hilangnya air dari tumbuhan. Sistem jaringan dasar pada daun disebut dengan mesofil. Pada daun tumbuhan dikotil, mesofilnya terdiferensiasi menjadi jaringan pagar dan bunga karang.

Jaringan pagar dapat mengandung lebih dari 80 % kloroplas daun, sedangkan jaringan bunga karang merupakan tempat pertukaran gas karena sel-selnya tersusun longgar dengan ruang interselular yang banyak. Tulang-tulang daun yang mengandung berkas pembuluh tersebar di seluruh mesofil. Satu berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem dikelilingi oleh sel-sel parenkim berdinding tebal yang disebut dengan seludang pembuluh.

Berkas pembuluh yang terdapat pada daun tersambung secara kontinu dengan berkas pembuluh yang terdapat pada batang. Hal ini memungkinkan tersalurkannya air dan mineral terlarut dari tanah ke daun dan juga memungkinkan tersalurkannya hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan lainnya. Pada tumbuhan jagung dan tebu, seludang pembuluh adalah tempat terjadinya siklus Calvin dari proses fotosintesis.

KARYA ILMIAH


KELENGKAPAN BERKENDARA SISWA KELAS 7-A SMP NEGERI 3 KABUPATEN TEBO

KARYA TULIS ILMIAH


Disusun Oleh
Nama   : Dirra Kurniawati
                                        NISN    : 9968834694
                                        Kelas    : IXa

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
 SMP NEGERI 3 KABUPATEN TEBO
2011


KELENGKAPAN BERKENDARA SISWA KELAS 7a SMP NEGERI 3 KABUPATEN TEBO

KARYA TULIS ILMIAH
                                                                

Diajukan untuk mengikuti Ujian Praktik
Menulis Bahasa Indonesia Ujian Akhir Nasional
SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo
Tahun Ajaran 2011/2012



Disusun Oleh
 Nama : Dirra Kurniawati
 NISN  : 9968834694
                                                          Kelas   : IX-A


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
 SMP NEGERI 3 KABUPATEN TEBO
2011

HALAMAN PENGESAHAN

          Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Kelengkapan Berkendara Siswa Kelas 7-A SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo” ini disusun oleh Dirra kurniawati, telah disetujui dan disahkan sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Praktik Menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo.

Disetujui Oleh :
            Pembimbing Teknis                                                                 Pembimbing Materi    

           
           AHMAD SUWAJI, S.Pd                                                          KOMARIAH, S.Pd
NIP. 19680505 199412 1 003                                               NIP.19730705 200501 2 009

Mengetahui
Kepala SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo


BADRIAH, S.Pd
NIP.19650828 198803 2 004

Abstrak
                                              
DIRRA KURNIAWATI. NIS 7148. Kelengkapan Berkendara Siswa Kelas 7a SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo. (Pembimbing : AHMAD SUWAJI DAN  KOMARIAH)
Kata kunci : Kelengkapan berkendara, dampak penggunaan, kedisiplinan
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan berkendara siswa kelas 7-A SMP Negeri 3 Tebo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan september s,d november 2011 di SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo yang berlokasi di Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang  Kabupaten Tebo.
            Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah  deskriptif yakni, berusaha menggambarkan fenomena-fenomena yang telah terjadi tanpa mempengaruhi subjek penelitian, dengan menggunakan teknik telaah dokumen. Analisa data dilakukan dengan teknik kuantitatif  kualitatif. Persentase kelengkapan berkendara dan juga dampak penggunaan kelengkapan tersebut.
            Materi yang digunakan penulis adalah kuesioner yang telah dibagikan kepada subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tidak memakai seluruh kelengkapan saat berkendara. Dari 13 sampel hanya 70% yang menggunakan kelengkapan saat berkendara dan 30% tidak menggunakan kelengkapan saat berkendara. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa kelengkapan berkendara siswa kelas 7a SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo tidak memakai kelengkapan secara sempurna.
            Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar siswa SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo untuk memakai kelengkapan berkendara secara sempurna. Hal ini ditujukan untuk menghindari tingkat kecelakaan antar pengendara.


Kata pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat penulis selesaikan.
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Kelengkapan Berkendara Siswa Kelas 7-A SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo” ini merupakan penelitian yang tujukan untuk memenuhi syarat untuk dapat mengikuti Ujian Akhir Nasional.
        Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, tentunya penulis banyak mendapatkan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Ibu Badriah, S.Pd, selaku kepala SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo
2.      Bapak Ahmad Suwaji, S.Pd, selaku guru pembimbing teknis
3.      Ibu Komariah, S.Pd
4.      Ayah dan Ibu  yang tak pernah lelah memberikan dukungan baik berupa moril Maupin materil, “sayang kalian Ayah Ibu”
5.      Kakak-kakak penulis yang tak henti-hentinya memberikan semangat yang sangat besar sehigga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
6.      Teman-teman seperjuangan di kelas IXA, yang senantiasa menemani penulis dalam suka dan duka.
Kesempurnaan itu milik Allah, dan tidak ada yang bisa sesempurna Allah. Demikian juga dengan penulis, penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis ikhlas menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Terakhir penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih


                                                                                                Rimbo Bujang, November 2011

                                                                      

                                                                                                Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………………..….i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….….ii
LEMBARPENGESAHAN……………………………………………………………………...iii
ABSTRAK ………………………………………………………………………………………iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...v
DAFTAR ISI…………………...…………………………………..……………………………vi
            1.5.1 pengertian…………………………………………..…….………………………….3
                        1.5.1.1pengertian Berkendara. ……………………………………………………3
                        1.5.1.2 Pengertian Kelengkapan Berkendara. ……………………………………3
            1.5.2 Alasan siswa berkendara……………………………………………………………5
            1.5.3 Usia ideal pengendara………………………………………………………………5
                                                                                                                                               1.5.4 Dampak-dampak penggunaan kelengkapan………………………………………...6
                        1.5.4.1 Dampak Positif……………………………………………………………6
                        1.5.4.2 Dampak Negatif…………………………………………………………..6
            1.6.1 Rancangan Penelitian……………………………..…….…………………………...7
            1.6.2 Ruang lingkup penelitian……………………………..…….……………………….9
            1.6.3 Subjek penelitian…………………………………………………………………….9
            1.6.4 Instrumen penelitian…………………………………………………………………9
            1.6.5 Prosedur pengambilan data………………………………………………………...10
                        1.6.5.1 Teknik pengumpulan data………………………………………………..10
            1.6.6 Teknik analisis data………………………………………………………………...11
2.1 Hasil Peenelitian…………………………………………………………..…………….…13
2.2 Pembahasan……………………………………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA…………….……...…………………………………………………...…21
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………..…23



                                                    BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang

Kelengkapan berkendara merupakan syarat utama bagi seorang pengendara. Kelengkapan berkendara meliputi kelengkapan kendaraan dan pengendara itu sendiri. Kelengkapan kendaraan meliputi kaca spion, rem depan dan belakang, lampu jarak jauh dan dekat, lampu rem. Sedangkan kelengkapan pebgendara meliputi helm, jaket, sarung tangan, sepatu, STNK kendaraan dan SIM pengendara.
      Pada umumnya pengendara adalah orang yang telah berusia 17 tahun ke atas dan telah mendapatkan Surat Izin Mengendara.
      Saat ini pelajar dibawah usia 17 tahun sudah merajalela mengendarai kendaraan sacara bebas. Baik dikalangan pelajar SD, SMP, Maupun SMA. Tak luput siswa kelas 7a SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo.  Berdasarkan pra penelitian 90% siswa kelas 7a berkendara tanpa memperhatikan kelengkapan.
      Penyebab siswa tidak lengkap dalam berkendara kemungkinan adalah 1) ketidaktahuan mereka atas dampaknya 2) ketidakpedulian mereka terhadap peraturan lalu lintas 3) adanya rasa malu jika menggunakan kaca spion 4) adanya rasa malu jika menggunakan helm.
Untuk itu peneliti akan mengunngkap kelengkapan berkendara siswa SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo kelas 7a..



1.2   Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1.      Apa saja alasan siswa berkendara?
2.      Berapakah usia idealnya para pengendara?
3.      Bagaimana kelengkapan berkendara siswa kelas 7a SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo?
4.      Apa dampak yang dirasakan siswa kelas 7a SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo saat menggunakan kelengkapan berkendara?

1.3  Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditemukan dapat disimpulkan tujuan penelitian sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui alasan siswa berkendara
2.      Untuk mengetahui usia pengendara
3.      Untuk mengetahui kelengkapan berkendara siswa kelas 7a SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo
4.      Untuk mengetahui dampak-dampak yang dirasakan siswa kelas 7a SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo saat menggunakan kelengkapan berkendara

1.4  Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah untuk dijadikan bahan pengetahuan bagi siswa mengenai pentingnya Kelengkapan berkendara bagi siswa SMP Negeri 3.

1.5  Kerangka teori
1.5.1 Pengertian
                  1.5.1.1 Pengertian berkendara
Duduk di atas sesuatu yg dinaiki, ditunggangi, dsb (spt kuda atau kereta) (http://www.kamusbesar.com/18936/berkendara)
Menjalankan kendaraan, mobil; (http://www.artikata.com/arti-368011-berkendara.html)
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian berkendara adalah duduk di atas sesuatu yang dinaiki sambil menjalankan kendaraan.
                  1.5.1.2 Pengertian kelengkapan berkendara
Kelengkapan berkendara disini maksudnya adalah kelengkapan keamanan dalam berkendara, baik kelengkapan pada motor ataupun kelengkapan pada pengendara itu sendiri. (http://www.pondokbikers.com/sr.html)
Kelengkapan berkendara adalah persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban (diatur Pasal 106 Ayat (3)). (http://trik-jago.blogspot.com/2010/01/undang-undang-baru-bagi-pengendara.html)
kelengkapan berkendara adalah kelengkapan yang wajib dikenakan oleh pengendara motor ketika berkendara, apa lagi kalau bukan helm SNI, sarung tangan, jaket pelindung, celana panjang, sepatu dan termasuk salah satunya SIM. Karena seorang pengendara motor yang memiliki SIM seharusnya bisa berkendara secara disiplin. (http://www.welovehonda.com/tips,164 )
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kelengkapan berkendara adalah kelengkapan pada kendaraan dan kelengkapan pada pengendara. Kelengkapan kendaraan meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban. Sedangkan kelengkapan pengendara meliputi  helm SNI, sarung tangan, jaket pelindung, celana panjang, sepatu dan termasuk salah satunya SIM. Karena seorang pengendara motor yang memiliki SIM seharusnya bisa berkendara secara disiplin.
            1.5.1.3 Alasan siswa berkendara
            Membahagiakan anak, kebetulan rezki berlebih, si anak tidak mau ke sekolah kalau tidak ada motor(http://www.sentratech.net/sentilan-buat-pengendara-di-bawah-umur/)
1.5.1.4 Usia ideal pengendara
            Siapapun yang belum berumur 17 tahun tidak boleh mengendarai sepeda motor karena tidak punya SIM.(http://www.volarefm.com/2011/10/setiap-pengendara-sepeda-motor-wajib-miliki-sim/)
            Dalam Pasal 81 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan usia minimal pengemudi kendaraan roda dua dan roda empat adalah 17 tahun. Dengan begitu, jelas bahwa pelajar SD dan SMP tidak boleh berkendara dengan alasan apa pun,"                          (http://banjarmasin.tribunnews.com/read/artikel/2011/11/5/156896/Polres-Banjar-Larang-Pelajar-Bersepeda-Motor)
            Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa usia ideal pengendara adalah telah berusia 17 tahun dan sudah memiliki SIM. Dengan begitu, jelas bahwa pelajar SD dan SMP tidak boleh berkendara.
1.5.1.5 Dampak-dampak penggunaan kelengkapan berkendara
                        1.5.1.5.1 Dampak  positif
Selain demi keselamatan, tentunya juga untuk menghindari merogoh kocek cukup dalam karena ditilang. Sanksi denda yang dikenakan lumayan besar jika dibandingkan dengan UU yang lama. (http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t-111746.html)
Memakai kelengkapan berkendara yang sesuai standart safety riding, dapat mengurangi risiko akibat kecelakaan saat berkendara. (http://perxing.blogspot.com/2011/09/memakai-kelengkapan-berkendara-yang.html)
Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa dampak positif dari penggunaan kelengkapan berkendara adalah megurangi resiko akibat kecelakaan saat berkendara dan juga untuk menghindari merogoh kocek akibat ditilang.
1.5.1.5.2 Dampak negatif
Penggunaan beberapa komponen kelengkapan seperti helm, kaca spion, jaket, memberi dampak negatif. Diantaranya penggunaan helm yang dapat helm juga bisa menyebabkan gangguan pendengaran.(http://kamar-asik.blogspot.com/2011/08/dampak-buruk-dari-pengguna-helm.html)
            Sedangkan kaca spion dapat menjadi penghalang pandangan para biker karena sorot lampu dari kendaraan yang arahnya berlawanan, Bahkan melihat sorot lampu yang terang di malam hari bisa menyebabkan kebutaan sesaat. (http://otomotif.liputan6.com/read/297362/tips-berkendara-di-malam-hari)
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelengkapan berkendara tidak selamanya mendatangkan dampak positif karena ada beberapa komponen yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti helm yang dapat mengganggu pendengaran dan kaca spion yang dapat menyebabakan kebutaan sesaat karena sorot lampu yang memantul di kaca spion.
1.6 Metode  penelitian
1.6.1 Rancangan penelitian
Dalam mengumpulkan data untuk penulisan dan pembahasan karya ilmiah ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dan observatif (pengamatan). Deskriptif yakni, metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best,1982:119)
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/)
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian deskriptif adalah bentuk penelitian yang berusaha menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Yaitu fenomena alamiah dan fenomena buatan manusia yang dapat berupa bentuk,aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya.
  Sedangkan penelitian observatif (pengamatan) adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan(http://fairuzelsaid.wordpress.com/tag/pengertian-observasi/)
Penelitian Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.(http://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-pengumpulan-data/)
            Penelitian observasi kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (http://mastarmudi.blogspot.com/2010/07/pengertian-observasi.html)
            Dari uraian di atas dapat dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian observatif adalah pengamatan langsung suatu kejadian secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam kejadian tersebut.
1.6.2 Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkup SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo. Pada hari Senin  tanggal 26 September 2011, jam 09.30 WIB dengan kegiatan membagikan kuesioner pada subjek penelitian di kelas 7a. Dan pada hari Senin tanggal 19 Maret 2012,jam 12.40 WIB dengan kegitan mengamati subjek penelitian di tempat parkir SMP Negeri 3.
1.6.3 Subjek penelitian
Dalam karya ilmiah ini peneliti menggunakan 13 siswa kelas 7a yang berkendara. Alasan peneliti memilih kelas 7a adalah banyak dari siswa kelas 7a yang rumahnya jauh dari sekolah sehingga kemungkinan banyak dari mereka akan berkendara untuk pergi ke sekolah.
1.6.4  Instrumen penelitian
Untuk mendapat data yang dibutuhkan dalamkarya tulis ilmiah ini, maka dibutuhkan instrument penelitian. Yaitu alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. (http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/penyusunan-instrumen.html)

1.6.5  Prosedur pengumpulan data
                        A. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian (http://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data-sekunder-dan-data-primer/) 30
Data primer yang penulis gunakan adalah hasil jawaban kuesioner yang sudah penulis berikan kepada subjek penelitian, siswa kelas 7a SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo.
B.   Data sekunder merupakan data yg diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung drobjeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulis; (arti) (http://www.kamusbesar.com/49752/datasekunder) Penulis menggunakan Internet sebagai data sekunder.
1.6.5.1  Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini  adalah teknik Angket atau kuesioner.
Teknik angket atau kuesioner, yaitu alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dr kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos ; daftar pertanyaan (Moeliono, Anton. 1991. KBBI : 603 : Jakarta : Balai Pustaka)
1.6.6           Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah teknik analisis Data Kualitatif kuantitatif (gabungan). Yaitu kajian yang menggabungkan kaedah kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh juga menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. (http://deitaz.blogspot.com/2010/08/kajian-kualitatif-kuantitatif-dan.html) pada 28/11/11
Analisis yang penulis gunakan adalah dengan mengumpulkan data-data kemudian menjumlah. Lalu  mempersentasekan dengan rumus :
Keterangan:    
    v   H               =  Hasil yang diperoleh
    v   R               =  Responden yang memilih
    v   N(R)          =  Jumlah seluruh responden
    v   100%         =  Persentase
Rumus di atas berbunyi sebagai berikut, hasil persentase (H) diperoleh dari pembagian jumlah responden (R) yang memilih dengan jumlah seluruh responden ( N(R) ) kemudian mengalikannya dengan 100% agar mendapat hasil dalam bentuk persentase.









BAB II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Penelitian
            Setelah melakukan penelitian dengan teknik pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut


Potopoto.coq


Ini potopoto kaki jadi di tempe; sebelum diliatin orang-orang,,,,,,,,,



Hasil pengamatan di atas akan menunjang hasil kuesioner yang telah peneliti sebarkan kepada responden yaitu
Alasan siswa kelas 7A  berkendara adalah karena rumah mereka yang jauh dari tempat tujuan hal ini diutarakan oleh 10 responden atau sekitar 77% dan tidak ada pihak yang mengantar mereka, diutarakan 8 responden atau 62%.
Sementara itu saat berkendara siswa kelas 7A menggunakan kelengkapan seperti kaca spion,helm,sepatu,kaus kaki,jaket,surat tanda pengenal yang berupa Kartu Tanda Pelajar,lampu pada kendaraan,dan rem. Ternyata kaca spion hanya digunakan oleh 5 responden atau sekitar 38% dan 62% tidak menggunakan kaca spion, helm digunakan oleh 9 responden atau sekitar 69% dan yang tidak menggunakan sebanyak 31%. Sepatu dan kaus kaki digunakan oleh 13 reponden atau seluruh responden yaitu 100%, surat tanda pengenal yang berupa Kartu Tanda Pelajar hanya dibawa oleh 11 responden atau sekitar 84% dan 16% tidak membawanya dan 13 responen atau 100% menggunakan lampu dan rem pada kendaraan saat berkendara.
 Atas penggunaan kelengkapan berkendara tersebut siswa kelas 7A merasakan dampak positif dan juga dampak negatif. Dampak positif yang mereka rasakan diantaranya adalah penggunaan kaca spion yang dapat membantu mereka dalam melihat kondisi jalan atau keadaan di belakang mereka diutarakan oleh 5 responden atau sekitar 38%, penggunaan helm yang dapat menjaga keamanan kepala dan menghindari terpaan debu diutarakan 6 responden atau sekitar 46%, penggunaan sepatu melindungi kaki diutarakan 2 responden yaitu 15%  dan kaus kaki dapat memberi rasa hangat pada kaki diutarakan satu orang  responden yaitu 8% , penggunaan jaket yang dapat memberikan rasa hangat pada tubuh di pagi hari diutarakan 9 responden atau sekitar 69%,dan kelengkapan kendaraan seperti lampu kendaraan dapat membantu melihat keadaan di depan saat malam hari diutarakan 4 responden yaitu 31% serta rem kendaraan yang dapat membantu menghindari kecelakaan diutarakan 3 responden atau sekitar 23%.
 Terlepas dari dampak positif, kelengkapan tersebut tentunya juga memberikan dampak yang negatif bagi penggunanya diantarannya penggunaan kaca spion yang dapat membuat siswa kelas 7A tidak fokus melihat jalan dinyatakan oleh 3 responden atau sekitar 26% dan juga menyebabkan timbulnya rasa malu atau gengsi saat menggunakannya diutarakan seorang responden atau sekitar 8%, helm dapat membuat siswa kelas 7A merasa pusing diutarakan 5 responden atau sekitar 38%,rambut gatal-gatal dan juga rasa malu atau gengsi masing-masing diutarakan oleh seorang responden atau sekitar 8%,penggunaan jaket juga dapat memberikan rasa panas saat memakainya pada siang hari diutarakan oleh 8 responden atau sekitar 61%.


2.2 Pembahasan
            Berdasarkan data yang telah penulis peroleh, maka pada bab ini penulis akan membahas dan membandingkan data yang penulis peroleh dengan teori yang ada.
Alasan siswa berkendara sebenarnya berbeda-beda ada yang orang tuanya ingin membahagiakan anak, kebetulan rezki berlebih, si anak tidak mau ke sekolah kalau tidak ada motor, dan berbagai alasan lainnya tapi jika di kelas 7A siswa berkendara karena rumah mereka jauh dengen tempat tujuan dan karena tidak ada pihak yang mengantar. dari penjabaran tersebut dapat diketahui bahwa alasan seseorang bekendara itu berbeda-beda.
Sudah semestinya dan menjadi peraturan dalam Pasal 81 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan usia minimal pengemudi kendaraan roda dua dan roda empat adalah 17 tahun. Dan  sudah memiliki SIM,dengan begitu, jelas bahwa pelajar SD dan SMP tidak boleh berkendara dengan alasan apa pun. Namun, kita ketahui siswa kelas 7A sudah berkendara padahal usia rata-rata mereka berkisar antara 13-14 tahun. Dalam hal ini berarti siswa kelas 7A belum mempunyai SIM dan seharusnya belum boleh berkendara.
Kelengkapan berkendara merupakan kelengkapan pada kendaraan dan tentunya juga  pada pengendara. Kelengkapan kendaraan meliputi spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban. Sedangkan kelengkapan pengendara meliputi  helm SNI, sarung tangan, jaket pelindung, celana panjang, sepatu dan termasuk salah satunya SIM. Tetapi hanya kaca spion,helm,sepatu,kaus kaki,jaket,surat tanda pengenal yang berupa Kartu Tanda Pelajar,lampu pada kendaraan,dan rem yang ada pada pengendara dan kendaraan siswa kelas 7A. dari hasil tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa siswa kelas 7A belum lengkap menggunakan kelengkapan berkendara. Kelengkapan yang belum lengkap akan meningkatkan resiko kecelakaan.
Penggunaan kelengkapan berkendara tentunya diharapkan akan mengurangi resiko kecelakaan maka dari itu, penggunaan kelengkapan berkendara memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif penggunaan kelengkapan berkendara adalah megurangi resiko akibat kecelakaan saat berkendara dan juga untuk menghindari merogoh kocek akibat ditilang. Dampak negatif tentunya juga dirasakan pengendara yaitu penggunaan helm yang dapat mengganggu pendengaran dan kaca spion yang dapat menyebabakan kebutaan sesaat karena sorot lampu yang memantul di kaca spion. Hal ini tentunya merugikan pengendara dan semakin memperbanyak pelaku pelanggaran lalu lintas.


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
            Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat  menarik kesimpulan sebagai berikut
  v   Kelengkapan berkendara adalah kelengkapan pada kendaraan dan kelengkapan pada pengendara. Kelengkapan kendaraan meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban. Sedangkan kelengkapan pengendara meliputi  helm SNI, sarung tangan, jaket pelindung, celana panjang, sepatu dan termasuk salah satunya SIM..
  v   Alasan siswa kelas 7A berkendara ternyata adalah karena rumah mereka jauh dan tidak ada pihak yang mengantar mereka.
  v   Usia ideal seorang pengendara adalah mereka yang sudah genap berusia 17 tahun sehingga sudah memiliki SIM. Jadi seharusnya pelajar SMP dan SMA yang belum memiliki SIM belum diperbolehkan berkendara.
  v   70% responden memakai kelengkapan saat berkendara sedangkan 30% responden tidak memakai kelengkapan saat berkendara.
  v   34% responden menyatakan bahwa penggunaan kelengkapan berkendara memberikan dampak positif sedangkan 37% responden menyatakan bahwa penggunaan kelengkapan berkendara memberikan dampak negatif.
3.2 Saran-saran
          Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan adalah
  v   Untuk Pemproduksi, agar lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan kelengkapan berkendara  sehingga tidak memunculkan dampak negatif sedikitpun.
  v   Untuk Pihak yang berwajib, agar lebih giat dalam menertibkan masyarakat yang tidak disiplin menggunakan kelengkapan berkendara.
  v   Untuk Pihak Sekolah, agar memberikan penyuluhan tentang pentingnya  kelengkapan saat berkendara sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada pelajar.







DAFTAR PUSTAKA

http://www.pondokbikers.com/sr.html (online)  26 November 2011
http://www.welovehonda.com/tips,164 (online)   30 November 2011
Best,1982:119 (29 November 2011)
Moeliono, Anton. 1991. KBBI : 603 : Jakarta : Balai Pustaka





Lampiran 1
Berikut adalah daftar pertanyaan kuesioner yang telah dibagikan kepada subjek penelitian.
PERTANYAAN
1.      Apa alasan anda berkendara?
Jawab :
2.      Kelengkapan apa saja yang anda gunakan saat berkendara?
Jawab :
3. Dampak apa  yang anda rasakan saat menggunakan kelengkapan tersebut?
Jamab :
·         Dampak positif.

·         Dampak negatif

Biografi Penulis

Dirra kurniawati, lahir di Rimbo Bujang pada tanggal 24 April 1997. Putri pasangan Subagiyo dan pairah ini, hidup dan menikmati masa kecil yang sangat bahagia berlandaskan kepercayaan agama Islam. Penulis mengenyam pendidikan pertama di TK Pertiwi Rimbo Bujang selama satu tahun, 2002-2003. Selama berada di TK Pertiwi Rimbo Bujang, penulis pernah mengikuti Lomba Mewarnai Tingkat Kabupaten Tebo dan keluar sebagai Juara 2. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 30/VIII Wirtho Agung 2003-2009. Selama menjadi siswi di SD Negeri 30/VIII, penulis tetap menunjukkan prestasinya diantaranya penulis pernah menjadi terbaik 1 Dokter Kecil tingkat Kabupaten Tebo dan juga mengikuti Olimpiade Matematika dari tingkat Kelurahan hingga tingkat Provinsi dan menjadi peserta Lomba Pidato. Setelah menamatkan pendidikan di SD Negeri 30/VIII selama 6 tahun, penulis  melanjutkan pendidikan kejenjang menengah pertama dan memilih SMP Negeri 3 Kabupaten Tebo sebagai tempat untuk mengenyam pendidikan selanjutnya hingga sekarang ini. Penulis yang memiliki NIS 7148 ini, aktif mengikuti beberapa perlombaan seperti menjadi juara 1 FLS2N Cabang Seni Tari tingkat Kabupaten selama 2 tahun berturut-turut yaitu 2010 dan 2011. Selama 2 tahun terakhir penulis menjadi siswa kelas unggul dan selalu menempati posisi 10 besar.
            Penulis yang berzodiak Taurus ini memiliki hobi mengoleksi dan membaca novel, khususnya novel teenlit dan novel terjemahan. Saat ini penulis sedang duduk di bangku kelas IXA.

 dan sekarang penulis di kelas XI program ILMU ALAM. :)


Copyright ©2011 EnnLaw | Floating Leaves template designed by ennyLaw | eLaw's Design